Publikationen der Stiftung → Negosiasi tanpa henti Titel
Publikationen der Stiftung → Negosiasi tanpa henti
Titel
Titelaufnahme
Titelaufnahme
- TitelNegosiasi tanpa henti : kisah perempuan tulang punggung di masa pandemi COVID-19
- Verfasser
- Körperschaft
- Erschienen
- Umfang1 Online-Ressource (183 Seiten) : Illustrationen, Diagramme
- SpracheIndonesisch
- DokumenttypDruckschrift
- Schlagwörter
- Geografika
Links
- Nachweis
- Archiv
Dateien
Klassifikation
Abstract
Endless negotiation – Story about women as breadwinner during COVID-19 Pandemic
The COVID-19 pandemic has caused a multi-dimensional crisis. This case study analyzed the efforts and strategies of women entrepreneurs in responding and adapting the long crises especially those caused by the COVID-19 and natural disasters that occurred at the same time in some provinces in Indonesia. For women entrepreneurs in Indonesia, the impact of COVID-19 pandemic is not limited to direct business disruption only, but also increases the double burden due to shifts in roles. On the other hand, women entrepreneurs have demonstrated high and positive adaptation abilities, such as utilizing digital skills and good internet access in developing the business (mapping trends, markets, and competitors) - especially of those in urban area; strengthening community-based groups and cooperatives of those in rural areas, and building intergenerational collaborations in both areas as well as developing business innovation. This indicates a strong capacity and modality of women entrepreneurs to recover faster and participate in the economic activities.
__mods_abstract-id
Negosiasi Tanpa Henti – Kisah Perempuan Tulang Punggung di Masa Pandemi COVID-19
Pandemi COVID-19 telah menimbulkan krisis multidimensi. Studi kasus ini menganalisis upaya dan strategi wirausaha perempuan dalam merespons dan beradaptasi dengan krisis panjang terutama yang disebabkan oleh COVID-19 dan bencana alam yang terjadi dalam waktu bersamaan di beberapa wilayah di Indonesia. Bagi wirausaha perempuan di Indonesia, dampak pandemi COVID-19 tidak hanya terbatas pada gangguan bisnis secara langsung saja, namun mereka juga harus berhadapan dengan bertambahnya beban ganda akibat adanya pergeseran peran. Di sisi lain, wirausaha perempuan telah menunjukkan kemampuan beradaptasi yang tinggi dan positif, seperti memanfaatkan keterampilan digital dan akses internet yang baik dalam mengembangkan usahanya (memetakan tren, pasar, dan pesaing) – terutama mereka yang berada di perkotaan; sedangkan wirausaha perempuan di perdesaan mampu memperkuat kelompok berbasis masyarakat dan koperasi. Selain itu mereka membangun kolaborasi antar generasi serta mengembangkan inovasi bisnis. Hal ini menunjukkan kuatnya kapasitas dan modalitas wirausaha perempuan untuk pulih lebih cepat dan berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi.