Perubahan iklim telah menjadi sebuah fenomena global yang mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia. Masyarakat baik di perkotaan maupun di perdesaan menghadapi ancaman dan persoalan serius terkait dengan ketahanan pangan, akses terhadap air bersih, risiko kesehatan, dan mata pencaharian.

Perubahan iklim tidaklah 'netral-gender'. Pola dan strategi adaptasi perubahan iklim bertujuan untuk memperkuat ketahanan dan mereduksi kerentanan ketika berhadapan dengan ancaman bencana dan kejadian ekstrim akibat dari perubahan iklim. Oleh karena itu terdapat kebutuhan mendesak untuk terus mendorong pengarusutamaan gender (PUG) dalam kebijakan adaptasi perubahan iklim. Pengarus-utamaan gender telah menjadi bagian penting dalam agenda pembangunan nasional sebagai upaya mewujudkan pembangunan yang adil dan setara bagi perempuan dan laki-laki. Untuk mendorong PUG dalam pembangunan, telah dikembangkan kebijakan perencanaan dan penganggaran yang responsif gender (PPRG). Modul ini dikembangkan berdasarkan pengalaman pelatihan dan advokasi PPRG dalam perubahan iklim kepada perangkat desa di Desa Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta.